Selasa, 02 Juni 2015

SENI RUPA BAHARI NUSANTARA



SENI RUPA BAHARI NUSANTARA
tugas 9

Indonesia adalah Negara kepulauan  dimana setiap pulaunya dipisahkan oleh laut atau selat,dan di setiap pulau memiliki bermacam-macam kebudayaan yang menjadi salah satu identitas nasional bangsa ini
KEBUDAYAAN INDONESIA

Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atauhilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

1. Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu.
2. Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
Ada suatu pepatah bijak mengatakan :
“ Cintai budayamu layaknya engkau mencintai ibumu “
”Suatu Negara tidak akan menjadi negara yang besar jika tidak mengetahui jati diri dari budaya negara tersebut”
Tanpa adanya kebudayaan, suatu Negara tidak dapat mempunyai ciri khas di mata dunia. Namun yang menjadi kegelisahaan para seniman dan tokoh masyarakat yang sudah bergaul dengan kebudayan alami Indonesia adalah tidak adanya pengakuan atau pengukuhan atas berbagai macam suku, budaya, adat dan kekayaan alam Indonesia oleh pemerintah. Apakah mereka malu dan enggan untuk mengurusi hal seperti ini? Mungkinkah bagi mereka yang terlebih penting di tangani adalah urusan politik yang tidak kunjung sembuh .. padahal justru semakin membuat bengkak hati-hati para rakyat Indonesia. Hal ini sebenarnya sudah tidak asing lagi, namun jika di teruskan semakin ironis melihatnyaa. Akan ada berapa banyak lagi kebudayaan yang akan di akui oleh Negara luar, terutama Negara tetangga kita (Malaysia). Sebanarnya tidak hanya Malaysia saja yang akan mengakui kebuayaan Indonesia, tetapi Negara-negara lain pun bisa melakukannya. Jika pertahanan dan hukum untuk melindungi kebudayan tidak di ketatkan.
Indonesia adalah negara yang banyak memiliki pulau yang disatukan oleh lautan. Indonesia memiliki banyak obat-obatan tradisional, bahkan jika dibandingkan Negeri Gingseng Indonesialah yang paling banyak jenis tumbuhan herbal. Tidak hanya itu saja bahkan para manusia Indonesia pun bisa meneliti dan mengolahnya. Kebudayaan indonesia bukan hanya dari alat music, lagu-lagu dan pakaian saja. Bisa dikatakan semua materi yang Allah SWT berikan di bumi ini dimiliki oleh Indonesia. Antara lain :
1. Agama yang beraneka ragam
2. Minyak bumi
3. Belerang, Emas, Batu bara dll.
4. Flora & Fauna
5. Rumah adat
6. Bahasa daerah
7. Pakaian tradisional dari tiap-tiap daerah
8. Alat & jenis music tradisional
9. Banyaknya pesona alam yang tidak kalah dengan Negara lain (hutan, bukit, lembah, dll)
10. Berbagai macam ilmu bela diri & tari tradioional, dll.
·         KESENIAN BERBASIS BENUA
Africa,eropa,Australia,amerika dan asia merupakan benua-benua yang ada di muka bumi ini dan tentu saja di setiap benua memiliki bermacam-macam kebudayaan,namun ada beberapa kebudayaan yang hamper menyerupai dari segi bentuk antara kebudayaan salah-satu Negara dengan Negara yang ada di benua yang lain,salah satunya piramida mesir dengan Candi Chichen Itza yang merupakan peninggalan dari suku maya
Piramida Mesir adalah sebutan untuk piramida yang terletak di Mesir yang dikenal sebagai "negeri piramida".
Di Mesir umumnya piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama firaun. Namun, berabad abad lalu piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan segala macam artefak guna di alam baka, sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan-kutukan untuk mencegahnya. Sehingga pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya, makam raja-raja dan para bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti halnya makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara utuh dan lengkap.
Pusat kebudayaan Suku Maya
Candi Chichen Itza merupakan peninggalan arkeologi suku Maya yang paling lengkap serta masih terawat dengan baik. Menurut buku budaya suku Maya dari Chilam Balam, kompleks candi ini dibangun antara tahun 502-522 Masehi. Suku Maya hanya menempatinya selama 200 tahun, kemudian mereka berpindah ke daerah pantai di Campeche. Namun versi lain mengatakan, Chichen Itza dibangun sekitar 800 tahun sebelum masehi

Sedikit penjelasan mengenai piramida mesir dan candichichen itza,yang merupakan suatu kebudayaan yang berbeda namun secara bentuk sama

ETNOMATEMATIKA:
KETIKA MATEMATIKA BERNAPAS DALAM BUDAYA



APA ITU ETNOMATEMATIKA?
Etnomatematika merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan tertentu (Yusuf dkk, 2010). Budaya yang dimaksud disini mengacu pada kumpulan norma atau aturan umum yang berlaku di masyarakat, kepercayaan, dan nilai yang diakui pada kelompok masyarakat yang berada pada suku atau kelompok bangsa yang sama (Hammond, 2000).
Istilah etnomatematika berasal dari kata ethnomathematics, yang terbentuk dari kata ethno, mathema, dan tics (Yusuf dkk, 2010) Awalan ethno mengacu pada kelompok kebudayaan yang  dapat dikenali, seperti perkumpulan suku di suatu negara dan kelas-kelas profesi di masyarakat, termasuk pula bahasa dan kebiasaan mereka sehari-hari. Kemudian, mathema disini berarti menjelaskan, mengerti, dan mengelola hal-hal nyata secara spesifik dengan menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mengurutkan, dan memodelkan suatu pola yang muncul pada suatu lingkungan. Akhiran tics mengandung arti seni dalam teknik.
Oleh karena tumbuh dan berkembang dari budaya, keberadaan etnomatematika seringkali tidak disadari oleh masyarakat penggunanya. Hal ini disebabkan, etnomatematika seringkali terlihat lebih “sederhana” dari bentuk forma matematika yang dijumpai di sekolah. Masyarakat daerah yang biasa menggunakan etnomatematika mungkin merasa tidak percaya diri dengan warisan nenek moyangnya, karena matematika dalam budaya ini, tidak dilengkapi definisi, teorema, dan rumus-rumus seperti yang biasa ditemui di matematika akademik.

CONTOH ETNOMATEMATIKA
Nenek-nenek kita di Bali mungkin tidak mengenal definisi lingkaran sebagai himpunan titik-titik yang berjarak sama. Mereka juga bisa jadi tidak tahu bagaimana membuat gambar lingkaran dengan menggunakan jangka seperti yang biasa kita lakukan. Mereka mungkin tidak tahu jumlah sudut dalam lingkaran sebesar 3600. Tapi dengan jelas mereka bisa membuat bentuk lingkaran dengan menggunakan peralatan sederhana, hanya dengan busung (janur/daun kelapa yang masih muda), semat (lidi tajam yang berguna untuk merekatkan bagian-bagian busung), dan pisau.
Bagaimana caranya?
Potong janur dalam ukuran yang sama. Pertemukan tengahnya kemudian semat ujung-ujungnya.
Ilustrasinya begini:





Konsep kelipatan persekutuan dengan sangat baik diterapkan dalam perhitungan otonan tersebut, dimana penanggalan kelahiran seseorang (menurut perhitungan wewaran dan pawukon) akan berulang setiap 210 hari sekali.
Belum lagi konsep modulo yang dapat kita lihat daam sistem pemberian nama di Bali. Anak pertama memiliki nama yang mengandung unsur Wayan/Putu, anak kedua Nengah/Made/Kadek, anak ketiga Nyoman/Komang, dan anak keempat Ketut. Apabila seseorang memiliki anak lebih dari empat, pemberian namanya akan berulang kembali dari satu, yaitu Wayan/Putu, dan seterusnya. Dengan kata lain, pemberian nama di Bali memiliki dasar modulo 5, yang hanya memiliki 4 orang anggota.

CONTOH LAINNYA
Semadiartha (2011) mengajukan konsep refleksi yang digunakan pada bangunan-bangunan di Bali.
Misalnya:






Mertayasa (2011) juga memiliki pengamatan yang tak kalah menarik. Ia menyelidiki tentang bagaimana seorang penjual nasi sebenarnya mengenal konsep ke-simetris-an pada bangun datar, dimana ia mampu mentransformasi kertas minyak yang berbentuk persegi panjang, nejadi sebuah lingkaran yang memiliki bentuk melengkung dibagian atasnya, dengan menggunakan teknik melipat dan menggunting.





Sepertinya akan banyak etnomatematika yang membuat kita terkagum-kagum akan sifat universal matematika. Terlebih lagi di Indonesia, yang memiliki keragaman budaya dengan kearifan lokalnya masing-masing. Kemunculan etnomatematika dalam diskusi tentang ilmu matematika nampaknya akan menjadi sangat menarik. Di satu sisi memperkaya ilmu pengetahuan, di sisi lain melestarikan budaya. :)



Referensi:
Mertayasa, Dewa Made. Etnomatematika Pada Pedang Nasi dan Kaitannya dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Seminar Matematika[*]. Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Semadiartha, I Kadek Sembah. 2011. Etnomatematika Ukiran Bali dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Seminar Matematika[*]. Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Suryanatha, I Nengah Agus. 2011. Etnomatematika: Permainan Teka-Teki Wasakwakwalwa dalam Kebudayaan Hausa. Makalah Seminar Matematika[*]. Program Pasca Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Hammond, Tracy. 2000. Ethnomathematics: Concept Definition and Research Perspectives. Thesis for Degree of Master of Arts, Columbia University. http://srlweb.cs.tamu.edu/srlng_media/content/objects/object-1234476000-b6fdd344454299ac478700e4deb6e040/2000HammondEthnoma thematics.pdf
Yusuf, Mohammed Waziri, dkk. 2010. Ethnomathematics (a Mathematical Game in Hausa Culture). International Journal of Mathematical Science Education Technomathematics Research Foundation.  http://www.tmrfindia.org/sutra/v3i16.pdf
https://p4mriundiksha.wordpress.com/2013/11/10/etnomatematika/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar