Sabtu, 06 Juni 2015

Sejarah celengan(tugas tambahan)






SEJARAH CELENGAN

 Saat masih kecil, sebagian besar orang pasti pernah merasakan menabung di celengan. Dalam bahasa Inggris, celengan dikenal dengan sebutan 'piggy bank'. Tak heran, kebanyakan celengan di sana berbentuk babi, seringkali berwarna pink. Namun tahukah Anda mengapa celengan identik dengan babi?

Seperti dilansir dari Coming Anarchy, Selasa (30/7/2013), kata babi (pig) pada 'piggy bank' diambil dari bahasa Inggris kuno 'pygg' yang merupakan salah satu jenis tanah liat. Pygg biasa dijadikan bahan pembuat peralatan rumah tangga. Logam yang saat itu terkenal langka dan mahal membuat 'pygg' menjadi bahan andalan untuk membuat kendi tempat penyimpanan uang.

Seiring berkembangnya bahasa, saat ini pengucapan `pygg` terdengar seperti 'pig' (babi). Hal itulah yang menyebabkan celengan-celengan di Inggris kebanyakan berbentuk babi. Saat itu, kendi tanah liat mulai dilubangi untuk memasukan koin ke dalamnya. Gagasan ini segera menjadi populer di kawasan Eropa Barat.

Dalam kasus evolusi paralelnya,  ternyata istilah 'celengan' di Indonesia pun berasal dari kata 'celeng' yang dalam bahasa Jawa berarti babi hutan. Fakta waktu munculnya istilah tersebut masih menjadi tanda tanya, tapi celengan pertama ditemukan pada zaman Majapahit sekitar  abad 15 setelah masehi.

Majapahit Piggy Bank (Celengan Majapahit) yang saat itu ditemukan secara teknis bukan babi, melainkan 'celeng' bagi para penduduk Jawa. Celeng berbentuk lebih kecil, berkulit dan berbulu hitam. Sebagian pakar sejarah mengatakan rancangan celengan babi berasal dari Indonesia yang kemudian diekspor ke Eropa. Sementara sebagian lain menyangkalnya.

Terlepas dari sejarahnya, hingga saat ini masih banyak orang tua yang mengajarkan anaknya menabung lewat celengan. Ada untungnya juga menabung di celengan mengingat Anda tak perlu repot-repot mengantre di bank.


Pada Abad Pertengahan, ketika logam mahal, sebuah, murah tanah liat berwarna oranye, yang disebut pygg, adalah media umum untuk membuat pot dan guci, dan disebut sebagai tabung pygg, misalnya. Salah satu botol sering digunakan untuk menyimpan koin. Akhirnya, tabung pygg atau bank pygg digunakan untuk koin, pasti sengaja, menjadi dikenal sebagai bank babi atau celengan! Konsensus umum adalah bahwa evolusi ini tertuang beberapa ratus tahun yang lalu di Inggris saat perajin yang disewa untuk membuat bank pygg dan tidak akrab dengan pygg mereka membuat bank berbentuk babi. Dalam bahasa Inggris di abad ke-18, kata "pygg" sendiri berarti benda yang terbuat dari tanah liat. Pada waktu itu, masyarakat terbiasa menyimpan peralatan rumah tangga dalam benda-benda berbahan pygg, tak terkecuali uang. Selanjutnya, dalam lafal aslinya, "pygg" juga berarti "(hidung) pesek". Nah, tentu bukan hal sulit untuk mengaitkan "babi pesek" yang berfungsi sebagai celengan.
Bank tertua dicatat dalam bentuk babi diklaim menjadi 1500 tahun dari Indonesia. Jika memang demikian, itu mendahului teori pygg oleh sekitar 1000 tahun! Mungkin ada beberapa hubungan antara babi dan uang tabungan dalam budaya itu, tetapi itu tampaknya tidak dipengaruhi budaya Barat, dimana hanya celengan modern berevolusi dari pygg tanah liat hanya beberapa ratus tahun yang lalu. kata "celeng" dalam masyarakat pulau Jawa berarti "babi hutan". Tentu tidak sulit mengaitkan kata "celeng" menjadi "celengan", ketimbang "pygg" menjadi "piggybank.
Kemakmuran Majapahit diduga karena kemajuan pertanian lembah Sungai Brantas serta dikuasainya jalur perdagangan rempah-rempah Maluku. Ekonomi Majapahit menjadi semakin kompleks sehingga memerlukan pecahan uang receh untuk aktivitas ekonomi mikro di pasar.
Karena kebutuhan itu sejak 1300 Majapahit mengimpor banyak uang kepeng perunggu dari China. Masyarakat Majapahit mulai suka menabung. Peninggalan mereka adalah celengan babi yang mungkin adalah asal usul istilah celengan, karena kata ”celeng” berarti babi hutan.
Celengan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang sangat besar dari pengertian celengan yang semula berbentuk babi menjadi salah satu pernak pernik menarik untuk penyimpanan uang modern dengan berbagai macam bentuk, celengan juga sering dipakai sebagai logo kampanye pemerintah untuk menggalakkan giat menabung di masyarakat.
Selain celengan berbentuk babi,banyak kita temui celengan berbentuk hewan lain seperti ayam,harimau,singa gajah atau berbentk animasi,namun celengan yang terbuat dari tanah liat tersebut saat ini mulai jarang di temui,terutama di kota-kota,di desapun sekarang ini mulai jarang,salah satunya di kecamatan saya sendiri,kecamatan asembagus ,situbondo jawa timur,yang bisa dibilang daerah pedesaan,dahulu sangat banyak saya temui celengan-celengan dari tanah liat yang berbentuk ayam,harimau,singa dan juga sapi,kebanyakan setiap rumah memiliki celengan tanah liat tersebut,yang berukuran kecil atau besar,namun saat ini sudah tidak saya temui di setiap rumah,mungkin karna kesadaran menabung mulai hilang  dan  penghargaan terhadap karya seni berbentuk celengan tersebut mulai menghilang sehingga tidak dipajangnya lagi diruang-ruang tamu sebagai hiasan rumah,atau mungki sudah jarangnya penjual yang menjual celengan-celengan tersebut.


Sangat disayangkan apabila kebiasaan menabung dalam celengan tanah liat ini menjadi hilang,karna kebiasaan tersebut sangat bermanfaat,terutama bagi anak –anak,karna dapat mengajari anak-anak untuk rajin menabung,berhemat,kemandirian ,karna memiliki uang sendiri,

Referensi;


kabarmasasilam.blogspot.com


1 komentar: