Senin, 26 Desember 2016

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, TUGAS 13



Model dan Metode Pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)

Model Pembelajaran
  • Kerja Kelompok (Kumpulan dan Gabungan)

a)   Metode Group Work (Kerja Kelompok Jenis Paduan);
            Dalam kegiatan ini para siswa bekerjasama untuk menyelesaikan sketsa sebuah gambar besar yang sebelumnya telah dirancang oleh seorang temannya yang bertindak sebagai ketua kelompok sekaligus sebagai desainer. Dalam metode jenis ini jumlah anggota biasa genap atau ganjil. Pembagian tusgas berikutnya adalah sebagai berikut:
-            Setelah siswa terbentuk menjadi sebuah kelompok, anggota kelompok menunjuk salah seorang anggotanya yang memiliki kemampuan menggambar untuk merandang gambar yang akan dibuat;
-            Setelah sketnya selesai, ketua kelompok bertugas untuk mengatur serta memberikan penjelasan tentang tugas anggota kelompoknya; dan
-            Selama anggota kelompok bekerja ketua tetap mengawasi dan ikut terlibat dalam menyelesaikan tugasnya.

b)        Metode Collective Painting (Kerja Kelompok Jenis Kumpulan).
Perbedaaan antara metode kerja kelompok jenis padauan dengan jenis kumpulan adalah jumlah anggota harus genap dan pembagian tugas-tugas anggota kelompoknya. Pelaksanaan metode ini adalah:
-       Setelah kelompok terbentuk, kertas-kertas kecil yang ukurannya sama  sesuai dengan banyaknya jumlah anggota kemudian disatukan (direkat sementara dengan solatif);
-       Setelah kertas terbentuk, ketua kelompok membuat rancangan sket sesuai dengan rendana gammbar yang disepakati bersama;
-       Kemudiaan kertas yang sudah digambari tersebut dibagikan kembali kepada anggota kelompok untuk dikerjakan berdasarkan tugas masing-masing;
-       Setelah masing-masing anggota menyelesaikan tugasnya, kertas kerja mereka kemudian ketua dan angota kelompok menggabungkan karyanya sesuai denganb  rancangan sket semuala menjadi sebuah gambar yang ukurannya besar;
-       Pada bagian tahap akhir, ketua dan anggota kelompok mengoreksi gambar agar gambar yang dibuat oleh anggota kelompok menjadin satu kesatuan yang utuh baik goresan garis, bentuk, bidang, warna dan sebagainya.
Pada saat anak mengerjakan tugasnya, kita dapat melihat perkembangan sosial setiap anak. Kita dapat mengetahui siapakah anakl yang banyak menanam saham pekerjaaanya, ide-idenya, bahkan siapakah anak yang justru mengganggu kelompoknya.
  • Ekspresi Bebas
Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk membelajarkan siswa agar dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa. Agar metode ini tercapai secara maksimal, maka perlu dilakukan :
  1. Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta
  2. Tetapkan beberapa pilihan media yang cocok
  3. Jelaskan jenis kertas serta alas an pemilihan kertas tersebut
  4. Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut

Metode ekspresi bebas identik dengan metode ekspresi – kreatif atau metode kerja cipta. Metode ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap guru yang bermaksud mengembangkan kreasi siswanya untuk bebas berekspresi ( free expression ) atas dasar tersebut metode ini sering disebut metode ekspresi – kreatif. Dalam pelaksanaan metode ini, kehadiran guru memiliki peran sangat kecil bahkan hampir tidak diperlukan. Metode hasil kerja cipta dapat di terapkan dalam kegiatan menggambar dekorasi, mendesain benda – benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya.



Metode Pembelajaran
  • Mozaik
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disususn dan ditempelkan dengan perakekat (Depdiknas2001).

Pengertian Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan – kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotng- potong atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan , ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda- benda itu , antara lain : kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas , potongan daun, potongan kayu. Untuk membuat garis kontur yang membaasi ruangan atau bidang tidak menggunakan pewarna yang dioleskan, tetapi menggunakan tempelan- tempelan yang berbeda warna. Mozaik pada umumnya masih dianggap seni lukis karna disanmping siftanya yang dua dimensi, masih dibantu dengan gambar pada proses pembuatan polanya walaupun bahannya digunakan kertas, daun, biji- bijian , kepingan kaca, pecahan keramik dll. Mozaik dibuat dari bahan- bahan yang sifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datar sehingga menjadi sebuah gambar. Mozaik dapat diwakili ide dahulu, setelah ditentukan idenya kemudian cari bahannya baru menentukan idena karna harus berfikir bagaimana caranya memadukan bahan- bahan yang bermacam- macam menjadi karya.

  • Montase
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, montase adalah komposisi gambr gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur beberapa sumber (Depdiknas 2001).

Karya montase dihasilkan dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil Gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase.

Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari gmbar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi. Montase disamping dibuat dua dimensi juga tiga dimensi, montase tiga dimensi berbentuk setting.
  • Kolase
Pengertian kolase menurut kamus besar Bahasa Indonesia, komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas, 2001). Kolase juga merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam- macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya, sehingga menjadi karya seni rupa dua dimensi yang dirangkum, dapat digolongkan / dijadikan bahan kolase. Kolase memiliki unsur- unsur seni rupa lain, yaitu unsur seni lukis dari bentuk dua dimensi yang datar dan menggambarkan suatu bentuk tetapi diwakili oleh benda yang bermacam- macam sebagi pengganti garis, warna dan bidangnya . Garis, warna dan bidang sebagai unsur seni lukis yang kedudukannya diganti oleh barang- barang atau material sebagai unsur kolase. Misalnya dalam ungkapan sebuah kendaraan motor, obat nyamuk bakar menggambarkan roda, bollpoint bekas menggambarkan unsur kendaraanpada bagian sepak bor, batu baterai untuk menggambarkan tanki motor, bola lampu senter sebagai gambaran lampu sepeda motor dan lain- lain. Unsur seni kriya, kolase dalam pembuatannya memerlukan kesabaran yang tinggi dan ketrampilan menyusun, menempel, merangki dan lain sebagainya membutuhkan ketrampilan.

Unsur dekorasi kolase sangat sulit menggambarkan dengan gaya naturalis karna materialnya terdiri dari bahan – bahan yang beraneka dan berbentuk benda utuh, sehingga untuk menggambarkan bentuk elastis naturlis sangat sulit.
  • Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.
  • Meronce
Meronce adalah teknik membuat benda pakai atau benda hias dari bahan manik-manik atau biji-bijian yang dirangkai dengan benang. Ada dua macam manik-manik yang biasa digunakan untuk meronce. Jenis pertama adalah manikmanik yang terbuat dari bahan alam seperti manik-manik batu, kayu, kulit kerang, biji-bijian, dan mutiara. Jenis kedua yaitu manik-manik yang terbuat dari bahan buatan seperti manik-manik kaca, mutiara imitasi, dan manik-manik plastik.

Roncean dari biji-bijian dapat digunakan sebagai perhiasan atau aksesoris, seperti payet dalam busana. Rancean dari kertas berwarna-warni dapat digunakan sebagai hiasan pada jendela rumah.Roncean dari bunga melati dapat digunakan untuk perlengkapan pada aksesoris pengantin atau dalam penyambutan tamu.Roncean dari cangkang kerang / siput dapat digunakan untuk membuat tirai pintu atau jendela.Bahan roncean terbagi menjadi dua bagian yaitu  : 
·         Bahan Alam , Bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi hiasan dengan teknik meronce, contohnya kulit kerang dan biji-bijian (biji sawo, biji srikaya, biji jarak, biji kapuk randu)
·         Bahan Buatan, Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan, seperti mote-mote atau manik - manik yang terbuat dari plastik, kaca dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet ketimbang bahan alami dari biji-bijian. 
Pada dasarnya kegiatan meronce dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap perancangan dan tahap pembuatan. Simaklah uraian tahapan-tahapan meronce berikut.
1. Tahap Perancangan Karya
Untuk merancang karya roncean dapat dilakukan dengan cara menggambar di kertas karya benda roncean yang hendak dibuat. Sebaiknya berikan juga keterangan bahan yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam membuat karya benda tersebut.
2. Tahap Pembuatan Karya
a. Membuat Roncean Kalung Bernuansa Alam
Berikut ini cara membuat karya kerajinan meronce berupa kalung. Di bawah ini diperlihatkan cara membuat kalung berbahan manik-manik dari kayu. Cobalah membuatnya dengan mengikuti langkah-langkah berikut!
1) Menyiapkan bahan dan alat
2) Meronce kalung manik-manik kayu
·         Potonglah senar karet sepanjang 25 cm. Buatlah simpul mati pada salah satu ujung senar.
·         Masukkan tiga buah manik-manik kayu berbentuk bunga. Lanjutkan dengan memasukkan sebuah manik-manik kayu berbentuk bulat.
·         Masukkan lagi tiga butir manik-manik kayu berbentuk bunga dan sebuah manik-manik kayu berbentuk bulat. Kerjakan hal yang sama sampai manik-manik berbentuk bunga habis. Kemudian masukkan 27 buah manik-manik bulat. Ikat erat kedua ujung senar dengan simpul mati.
·         Kalung telah jadi. Padukan kalung bernuansa alam ini dengan gelang dan aksesori lain yang bernuansa sama.
b. Membuat Roncean Gelang Mutiara
Sekarang, marilah membuat karya kerajinan meronce berupa gelang yang bernuansa modern. Kali ini kita akan membuat gelang berbahan manik-manik mutiara dari plastik. Perhatikan dan ikutilah langkah-langkah berikut.
1) Menyiapkan bahan dan alat
2) Meronce gelang mutiara
·         Potonglah senar karet sepanjang 15 cm. Buatlah simpul mati pada salah satu ujung senar.
·         Masukkan sebuah pipa besi ke dalam senar.
·         Lanjutkan dengan memasukkan sebuah manik-manik mutiara ukuran kecil, manik-manik mutiara ukuran besar, dan manik-manik ukuran kecil lagi.
·         Kerjakan hal yang sama seperti di atas sampai pipa besi dan manik-manik mutiara habis. Ikat erat kedua ujung senar dengan simpul mati.
·         Gelang mutiara ini dapat dipakai pada acara pesta. Padukan gelang ini dengan kalung dan aksesori lain yang bernuansa sama.



·         M3 (Melipat, Menggunting dan Merekat)
3M (Melipat, Menggunting, Merekat), merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang bertumpu pada penngembangan sensor motorik anak. Kegiatan ini dilakukan untuk anak Usia Dini (PAUD). Media yang digunakan adalah media sederhana seperti kertas, karton, dus dan sebagainya. Bahan – bahan yang mudah didapat dalam lingkungan sekitar anak – anak, bis juga menggunakan media kain.
            Pada kegiatan menggunting dan merekat, anak dituntut membuat sebuar karya. Anak disuruh menggunting beberapa kertas dan merekatnya pada bidang tertentu, untuk membentuk suatu gambar tertentu. Untuk kegiatan melipat contohnya yaitu membuat origami burung, gajah, anjing, rumah, bunga dan sebagainya. Semakin banyak gerakan motorik halus anak seperti : melipat kertas, menggunting kertas, mewarnai, menyatukan dua lembar kertas, dan menganyam kertas.
Kegiatan menggunting dibagi menjadi dua yaitu menggunting secara langsung dan secara tidak langsung. Cara langsung yaitu mengguntig lembaran kertas dengan alat gunting sesuai bentuk yang dibuat. Secara tidak langsung yaitu menggunting dengan melalui tahapan melipat terlebih dahulu pada lembaran kertas, baru dilakukan pengguntingan sesuai bentuk yang dibuat.

·         Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek. Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.
·         Diorama
·         Siluet (negatif, Fositif)

DAFTAR PUSTAKA

http://theroolfikry.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://sen1budaya.blogspot.co.id/2013/08/perbedaan-kolase-mozaik-dan-montase.html
http://tiyapoenya.blogspot.co.id/2010/09/pembelajaran-seni-rupa-sd.html



PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, TUGAS 12


Model Pembelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)
  • Ekspresi Bebas
  • Kerja Kelompok (Kumpulan dan Gabungan)
  • Mozaik
  • Montase
  • Kolase
  • Merakit
  • Meronce
  • M3 (Melipat, Menggunting dan Merekat)
  • Membutsir
  • Diorama
  • Siluet (negatif, Fositif)

Ekspresi Bebas
 
Metode ekspresi bebas pada dasarnya adalah suatu cara untuk membelajarkan siswa agar dapat mencurahkan isi hatinya dalam bentuk karya seni rupa. Agar metode ini tercapai secara maksimal, maka perlu dilakukan :
  1. Tawarkan dan tetapkan beberapa pilihan tema sebagai perangsang daya cipta
  2. Tetapkan beberapa pilihan media yang cocok
  3. Jelaskan jenis kertas serta alas an pemilihan kertas tersebut
  4. Jelaskan bentuk kegiatan menggambar tersebut

Metode ekspresi bebas identik dengan metode ekspresi – kreatif atau metode kerja cipta. Metode ini merupakan pengembangan dari pendapat Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap guru yang bermaksud mengembangkan kreasi siswanya untuk bebas berekspresi ( free expression ) atas dasar tersebut metode ini sering disebut metode ekspresi – kreatif. Dalam pelaksanaan metode ini, kehadiran guru memiliki peran sangat kecil bahkan hampir tidak diperlukan. Metode hasil kerja cipta dapat di terapkan dalam kegiatan menggambar dekorasi, mendesain benda – benda kerajinan, menggambar reklame dan sebagainya.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, TUGAS 11



BERFIKIR LATERAL

Adalah berpikir di luar pola-pola yang sudah umum atau berpikir di luar pendekatan “biasanya”. Mampu berpikir lateral, artinya mampu melihat masalah tidak dengan perspektif “biasanya” sehingga mencari solusi pun “di luar kebiasaan”, tidak mengikuti metode konvensional melainkan mengembangkan cara-cara baru yang tidak pernah terpikirkan orang lain, Orang sering mengistilahkan kemampuan berpikir lateral ini dengan istilah kreatif. 

Dari segi definisi pemikiran lateral membawa maksud cara menyelesaikan masalah dengan menggunakan daya imaginasi (bukan dengan menggunakan logik atau cara-cara pemikiran yang biasa) sehingga dapat menghasilkan pelbagai pendekatan yang kelihatan luar biasa (kadang-kadang agak luar biasa sedikit) tetapi amat berkesan.

Orang-orang yang bisa berpikir lateral sangat menikmati kebebasan berpikir, tidak suka disekat-sekat oleh pola yang kaku, kebiasaan, dsb.  Tapi bukan berarti tidak punya batasan, karena di saat yang sama,  otak akan memprediksi hasil atau proses selanjutnya. Kemampuan berpikir lateral ini sangat di tunjang oleh kekuatan imajinasi dan inspirasi kita. Kalau cara berpikir kita selama ini terlalu kaku dan konservatif, tentu sulit melihat kemungkinan dan realita lain yang ada di hadapan kita. Itulah sebabnya, orang yang kemampuan berpikir lateralnya bagus, mudah memahami konsep yang bersifat multidimensi dan melahirkan karya innovative.  

Banyak sekali manfaatnya kalau kita bisa berpikir lateral. Salah satunya, orang-orang kreatif tidak mudah pesimis dan stress karena melihat satu masalah dari berbagai sudut pandang. Mereka tahu ada banyak alternatif solusi sekaligus peluang di dalam tiap masalah, sehingga mereka menganggap masalah adalah sebuah tantangan dari pada kendala. Orang-orang yang bisa melahirkan inovasi baru adalah mereka yang bisa berpikir lateral.

PEMIKIRAN LATERAL, KRITIS, KREATIF, REFLEKTIF

Konsep kemahiran berfikir ialah sesuatu proses yang dialami dan sesuatu jenis kebolehan atau kemahiran. Pemikiran merupakan proses menyusun, mempergunakan maklumat dan pengetahuan menggunakan akal untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Menurut pendapat Edward De Bono (1976), pemikiran merupakan kemahiran yang berkaitan dengan pemikiran lateral. Ianya membolehkan manusia melihat pelbagai perspektif untuk menyelesaikan masalah dalam sesuatu situasi tertentu. Sementara itu, menurut pandangan Islam, berfikir ialah fungsi akal yang memerhatikan tenaga supaya otak manusia dapat bekerja dan beroperasi. Kesimpulannya, definisi pemikiran ialah sesuatu proses menggunakan minda untuk mencari makna dan penyelesaian terhadap sesuatu keraguan atau masalah yang timbul. Permasalahan ini diselesaikan dengan pelbagai cara, membuat pertimbangan dan keputusan serta refleksi yang logikal dan munasabah terhadap proses yang dialami oleh seseorang.

Gaya berfikir banyak menentukan sesuatu keputusan dan tindakan seseorang terhadap sesuatu perkara atau penyelesaian masalah. Manusia mempunyai gaya berfikir yang berbeza-beza. Terdapat beberapa jenis pemikiran yang akan saya bincangkan bagi membezakan pemikiran seseorang individu. Antaranya ialah Pemikiran Lateral, Pemikiran Kritis, Pemikiran Kreatif, dan Pemikiran Reflektif.

PEMIKIRAN LATERAL

Pemikiran Lateral ialah satu cara penyelesaian masalah yang menggunakan daya imaginasi dan bukan secara logik atau tradisional. Pemikiran Lateral ini diasaskan oleh Dr. Edward De Bono yang merupakan seorang pakar dalam bidang perubatan dan pemikiran. Beliau memperkenalkan corak berfikir lateral setelah mendapati terdapat banyak halangan pada corak pemikiran konvensional. Pemikiran ini bukan bertujuan menyingkirkan corak pemikiran yang sedia ada tetapi ianya adalah untuk mencari jalan terpantas dan lebih berkesan untuk menyelesaikan masalah yang menepati kriteria yang dikehendaki.   Pemikiran Dr De Bono telah dirumuskan oleh Ainon Mohd dan Abdullah, dalam kata-kata di bawah:
“ Kita tidak akan dapat menggali lubang-lubang baru di tempat-tempat lain kalau kita asyik menggali lubang yang ada supaya lebih dalam lagi” (Ainon Mohd & Abdullah Hassan, 1996).

Terdapat beberapa faktor penting yang diambil kira dalam pemikiran lateral. Antaranya ialah mengenalpasti idea-idea dominan utama dalam masalah yang dihadapi. Kedua, melihat sesuatu masalah daripada sudut-sudut yang berlainan, ketiga melonggarkan cara-cara pemikiran yang terkawal, dan keempat menggunakan idea-idea yang diberikan oleh orang dalam membuat penyelesaian masalah.

Dr. De Bono juga memperkenalkan teori lima prinsip Revolusi Positif yang digunakan untuk mengatasi sifat-sifat negatif berdasarkan konsep lima jari tangan manusia iaitu;  Ibu jari melambangkan keberkesanan (Effectiveness), Jari telunjuk melambangkan sikap membina (Constructive), Jari tengah melambangkan sikap menghormati (respect), Jari manis melambangkan pembaikan diri (self-Improvement), dan Jari kelingking melambangkan sumbangan (contribution).

Sementara itu, terdapat lima teknik pemikiran yang digunakan dalam pemikiran lateral. Antaranya ialah teknik perkaitan bebas, teknik “reversal”, kaedah cabaran, dan menganalisa masalah. Teknik perkaitan bebas biasanya berlaku dalam proses sumbangsaran. Contohnya, semasa pengajaran dan pembelajaran (P&P), guru boleh membincangkan satu topik perbincangan berkaitan isu semasa. Murid-murid bebas menghasilkan idea atau pandangan semasa aktiviti ini dijalankan  malah murid-murid juga bebas menghasilkan idea-idea. Namun begitu, idea-idea dan pandangan murid-murid ini perlu direkodkan atau dicatatkan sebelum mengemukakan pendirian tentang keputusan bagi sesuatu permasalahan yang dibincangkan kepada guru. Sementara keputusan yang dihasilkan adalah keputusan bersama. Teknik pemikiran lateral yang digunakan dalam bilik darjah ini dapat menggalakkan proses pemikiran kreatif dan meningkatkan kemahiran kognitif murid-murid.

Seterusnya, kaedah “reversal” iaitu kaedah yang digunakan untuk menilai sesuatu keadaan yang biasa secara terbalik. Teknik pemikiran yang digunakan ini membolehkan murid tidak perlu mencari jawapan yang betul tetapi penyusunan maklumat akan menggalakkan murid-murid melihat cara-cara yang berbeza untuk menilai sesuatu situasi atau menyelesaikan masalah.

Selain itu, kaedah objek fokal juga digunakan dalam penyelesaian sesuatu masalah. Kaedah ini membolehkan murid memilih sesuatu objek secara rawak dan mengaitkan objek tersebut dengan masalah yang dikaji. Penggunaan strategi pemusatan bahan membolehkan murid memahami pelajaran dengan lebih bermakna apabila dapat mengaitkan bahan yang disediakan oleh guru untuk menyelesaikan sesuatu perkara.

Teknik seterusnya ialah menggunakan kaedah cabaran. Dalam membuat penyelesaian masalah, murid boleh mencabar cara-cara atau sesuatu perkara yang dilakukan menggunakan cara atau keadaan sedia ada. Ianya bermaksud pemikiran murid tidak terhad kepada pemikiran yang sedia ada tetapi berfikir  secara luar kotak. Murid perlu berfikiran terbuka dan berfikir secara positif dalam menyelesaikan sesuatu masalah.

Seterusnya ialah menganalisa masalah. Proses pemikiran yang dilakukan adalah dengan cara memecahkan masalah kepada bahagian yang lebih kecil. Dalam penyelesaian sesuatu masalah, seseorang murid dapat menyusun semula situasi masalah menggunakan cara penyelesaian masalah yang baru dan berbeza antara seorang individu dengan individu yang lain.

Sementara itu, guru juga berperanan dalam merangsang kepelbagaian pemikiran murid. Ianya bertujuan untuk menggalakkan proses pemikiran kreatif dalam kalangan murid. Selain itu, guru perlu menggalakkan murid menyelesaikan masalah melalui pelbagai perspektif dengan cara memecahkan sesuatu masalah kepada bahagian yang lebih kecil untuk penyelesaian yang unik dan berbeza. Antara kaedah yang boleh digunakan ialah menyediakan senarai rujuk sesuatu masalah, permainan dan latihan, kaedah metafor dan analogi.

Dr. Edward De Bono telah menyediakan beberapa garis panduan dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Murid dan guru boleh mengunakan garis panduan ini semasa P&P dalam bilik darjah. Antaranya ialah sentiasa bersikap positif dan konstruktif, berfikir secara perlahan-lahan dan secara mudah serta jangan memudahkan sesuatu perkara. Selain itu, murid dan guru juga perlu melupakan ego, jangan biarkan ego bercampur aduk semasa berfikir, menentukan tujuan berfikir, menukarkan pemikiran  otak untuk berfikir secara logik dan  pemikiran kreatif, menentukan hasil yang hendak dicapai. Seterusnya ialah sentiasa fikirkan alternatif yang lain, memberi tempat kepada perasaan, menukar ganti pemikiran secara luas dan terperinci, membezakan perkara yang sepatutnya dengan yang mungkin, mengambil kira pendapat orang lain, dan melibatkan nilai dalam semua jenis tindakan yang hendak diambil dalam membuat sesuatu keputusan.

Kesimpulannya, terdapat banyak alat berfikir dalam menyelesaikan permasalahan dengan cekap dan berkesan. Dr. Edward De Bono telah memperkenalkan “CoRT Cognitive Research Trust”. Ianya merupakan satu teknik alat berfikir yang boleh digunakan dalam membuat keputusan menyelesaikan sesuatu masalah. Terdapat tujuh teknik yang diperkenalkan oleh beliau iaitu PMI, AGO, APC, CAF, OPV, C&S, dan FIP.

PMI (Plus, Minus, Interesting) ialah konsep  perkara-perkara yang baik , buruk dan menarik.  Ianya bertujuan untuk meluaskan persepsi dan memaksa seseorang berhenti dan berfikir sejenak sebelum membuat keputusan yang drastik . AGO (Aims, Goals, Objectives)  adalah matlamat, tujuan dan objektif . Konsep ini dapat meluaskan sudut pandangan dan membantu dalam mengingatkan tujuan asal berfikir serta dapat membantu seseorang berfikir secara terfokus.

Seterusnya ialah APC (Alternatives, Possibilities, Choice). Ianya merupakan alternatif, kemungkinan dan pilihan yang membolehkan seseorang melihat perkara yang sama dari pelbagai sudut pandangan.  Konsep ini juga membuatkan seseorang memikirkan beberapa tindakan yang patut dibuat dan membolehkan seseorang mencari cara lain bagi menyelesaikan masalah yang sama. Sementara itu, CAF (Consider All Factors) adalah konsep yang mengambil kira semua faktor. Ianya digunakan oleh seseorang untuk meluaskan sudut pandangan dan membantu seseorang mengarahkan minda ke semua arah yang penting. Manakala, OPV (Other People’s Views)  adalah konsep pandangan orang lain  iaitu membantu seseorang untuk memahami sudut pandangan orang lain serta dapat membantu seseorang dalam meluaskan lagi pandangannya.

Konsep yang lain ialah C&S (Consequence and Sequel). C&S ialah kesan dan akibatnya yang dapat membantu seseorang melihat jauh ke hadapan dan digunakan oleh seorang untuk membuat penilaian. FIP (First Important Periorities) adalah keutamaan-keutamaan yang perlu diutamakan atau didahulukan.  Konsep ini mengingatkan seseorang mengambil kira perkara-perkara yang penting serta dapat membantu seseorang untuk berfikir secara terfokus. 

Oleh itu, sebagai guru adalah perlu menerapkan konsep pemikiran lateral ini dalam P&P terutamanya dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Video dibawah ini menunjukkan contoh konsep pemikiran yang digunakan  dalam bilik darjah. "DeBono Six Thinking Hats in the Classroom". 

                                    


PEMIKIRAN KRITIS

Pemikiran kritis ialah suatu penerokaan yang bertujuan untuk mengkaji situasi, fenomena, dan persoalan untuk menghasilkan rumusan yang merangkumi semua maklumat yang ada. Ianya merupakan kemahiran intelektual untuk menilai dan mempertimbangkan sesuatu situasi dan melibatkan kebolehan menganalisis nilai sesuatu. Penerokaan yang berlaku bagi kalangan pemikiran kritis sangat berkaitan dengan pengalaman yang dialami melalui bahan bacaan, pemerhatian, mendengar, dan melihat atau menempuhinya sendiri. Sementara sumber yang diperolehi ini akan diaplikasi pada pelbagai situasi yang sedang dihadapi.

Pemikiran kritis merupakan aspek yang penting dalam menjana ilmu pengetahuan yang baru. Ianya melibatkan pemikiran secara reflektif, produktif dan menilai bukti-bukti untuk memperoleh dapatan yang logik dan tepat. Menurut pendapat John Dewey (1933), beliau mencadangkan idea kepada murid untuk memikirkan secara reflektif. Murid  diberi galakkan untuk memberi jawapan dengan menerangkan secara tepat sementara guru pula memberi galakkan kepada murid untuk bertanya dan bersoal jawab bagi mendapatkan jawapan berdasarkan bukti terhadap maklumat yang disampaikan oleh murid. Sementara itu, Winn (2004) pula berpendapat, cara untuk menggalakkan murid memikirkan secara kritis adalah apabila guru mengemukakan  artikel-artikel yang memaparkan  isu yang boleh didebatkan dengan baik.

Menurut pendapat Nosch (2001) terdapat tiga kaedah yang boleh digunakan  dalam P&P di dalam bilik darjah. Antaranya ialah kaedah bertanya soalan, cuba menjawab soalan dengan memikirkan tentang jawapan, dan percaya penaakulan seseorang. Sementara, Santrock (2004) pula menyatakan ada tujuh cara untuk mengukuhkan pemahaman murid tentang pemikiran kritis. Antaranya ialah, bertanya bukan sahaja apa yang terjadi, tetapi juga ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’, memeriksa fakta-fakta untuk mengenal pasti sama ada wujud bukti untuk menyokongnya, berbincang dengan cara bersebab dan bukan emosi, sedar bahawa kadangkala wujud lebih daripada satu jawapan atau penerangan yang betul. Seterusnya ialah perlu membandingkan jawapan dan soalan antara seorang murid dengan murid yang lain, memilih jawapan yang terbaik, menilai dan bertanya apa yang disebut oleh orang lain daripada menerimanya sebagai sesuatu yang benar secara tergesa-gesa, serta bertanya pelbagai soalan dan cuba berspekulasi lebih lanjut tentang apa yang telah diketahui oleh murid untuk mewujudkan idea-idea dan informasi yang baru.

Pemikiran kritis penting dalam dunia yang mencabar. Murid harus belajar mengaplikasikan pemikiran kritis semasa berhujah tentang apa jua topik perbincangan. Murid harus digalakkan untuk berusaha secara intelektual untuk berfikir dengan cara kompleks. Sementara guru pula harus merangsang keupayaan murid untuk memikirkan masalah dalam konteks pemikiran kritis. Contohnya, dalam P&P berkaitan tanaman hirdoponik, murid yang berfikiran kritis akan bertanya dengan guru bagaimana tanaman ini boleh mendapatkan sumber makanan untuk pertumbuhan dan pembesarannya. Ini kerana jika sebelum ini mereka mempunyai pengetahuan sedia ada bahawa tanaman sayuran hanya ditanam menggunakan tanah tetapi dalam P&P ini guru mengunakan bekas takungan air untuk menanam sayuran. Jadi, seorang guru yang berfikiran kritis perlu memberi jawapan kepada murid supaya murid dapat membuat perbandingan antara tanaman biasa dengan tanaman hidroponik.

Semua pihak perlu berusaha ke arah mencapat matlamat untuk melatih murid menjadi pemikir yang baik. Terdapat pelbagai cara yang boleh digunakan untuk menerapkan pemikiran kritis kepada murid-murid. Antaranya  ialah menggunakan strategi berpusatkan murid. Tujuannya supaya murid dapat membuat penilaian yang bernas dan mencari penyelesaian optimal. Seterusnya ialah menguruskan fakta secara sistematik dan tersusun, menggunakan soalan-soalan yang sesuai dengan tahap kognitif murid supaya murid dapat menilai semua fakta untuk tujuan menyelesaikan masalah.

Selain itu, guru perlu memberi soalan-soalan yang lebih sukar kepada murid yang lebih bijak untuk menggalakkan tahap pemikiran kritikal yang lebih tinggi, menggalak perbincangan dan aktiviti menyelesaikan masalah dalam bilik darjah, dan memastikan murid-murid memahami penaakulan yang digunakan, serta menggalakkan murid-murid membuat perbandingan isi jawapan yang diberikan oleh rakan sebaya sama ada baik atau lemah. Disamping itu, guru-guru juga perlu menggalakkan murid-murid untuk melihat perspektif yang berbeza-beza dan memastikan murid-murid membuat pertalian yang signifikan serta mengaplikasikan pengetahuan yang dipelajari di dalam dunia sebenar.

Kesimpulannya, guru-guru juga perlu mengunakan beberapa strategi untuk meningkatkan pemikiran kritis di kalangan murid. Antaranya ialah guru berperanan untuk membantu dalam mengkonstruk pemikiran muridnya sendiri. Guru perlu menilai soalan-soalan murid dengan serius, mendapatkan pandangan, penerangan, dan keinginan atau minat murid dengan tekun untuk membantu menganalisis situasi-situasi pembelajaran yang mencabar. Guru juga harus menganalisis strategi mengajar iaitu mengemukakan soalan-soalan berdasarkan pemikiran dalam pembelajaran. Ianya dapat membantu murid memahami dengan lebih mendalam topik yang dibincangkan. Seterusnya ialah guru juga perlu menyediakan model peranan yang positif. Guru perlu menjemput tokoh-tokoh model yang boleh berkongsi pengalaman sebenar mereka supaya murid dapat berinteraksi dengan idea-idea sebagai maklumat primer dalam mengatur strategi pemikiran pembelajaran yang efektif dan dan berkesan. Justeru itu, pemikiran kritis melibatkan kebolehan menganalisi nilai sesuatu. Oleh itu, seseorang perlu mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang sesuatu perkara yang tertentu. Bagi membuat sesuatu kritikan, seseorang itu perlu berfikir secara teliti, mengumpulkan maklumat, membuat pengamatan yang tajam, berfikiran terbuka, tidak bersikap berat sebelah, cekap menganalisis dan menyimpulkan rumusan.
PEMIKIRAN KREATIF
Pemikiran kreatif didefinisikan sebagai operasi berfikir yang dapat mengembangkan idea atau mencipta idea, hasil, metafora, analogi dan definisi, ataupun mereka-cipta sesuatu yang baru. Ianya merupakan satu jenis pemikiran di mana seseorang dapat memikirkan pelbagai idea baru yang belum difikirkan oleh orang lain untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Seorang guru perlu cekap dalam menjana pemikiran kreatif di kalangan murid-muridnya. Contohnya, guru perlu memberikan peneguhan positif dalam bentuk ganjaran dan hadiah apabila murid-murid dapat melahirkan idea-idea yang kreatif dan unik.

Pemikiran kreatif terbahagi kepada beberapa ciri. Dalam pemikiran kreatif, keberanian adalah diperlukan untuk menjana idea yang baru dan pelbagai tanpa dikongkong oleh idea-idea yang lama.  Oleh itu, seseorang yang berfikiran kreatif, akan berfikir secara terbuka, sanggup menerima risiko, dan kritikan daripada orang lain dalam membuat keputusan menyelesaikan sesuatu masalah.  Kedua, pemikiran kreatif juga mengandungi ciri imaginasi yang mencapah serta kemahiran sintesis untuk mencantum idea-idea yang sedia ada bagi menghasilkan idea-idea yang baru. Ketiga ialah mengandungi ciri perkembangan idea. Melalui pemikiran kreatif pelbagai alternatif idea yang baru dapat disediakan dalam membuat penyelesaian masalah. Seterusnya ialah pemikiran kreatif yang mengandungi ciri reka cipta.  Reka cipta yang dihasilkan adalah berasaskan kemahiran sintesis untuk menghasilkan idea yang baru. Selain itu, pemikiran kreatif juga menjadikan seseorang itu mampu mengandaikan sesuatu di luar jangkaan orang lain, berfikiran secara autonomi, memiliki daya fokus yang tinggi dan berterusan, pelbagai dan dinamik, holistik, dan kaya dengan idea baru.

Teknik yang boleh digunakan untuk merangsang pemikiran kreatif ialah menggalakkan pemikiran kreatif secara individu dan kumpulan. Guru perlu mewujudkan situasi yang membolehkan murid-murid menyatakan idea-idea kreatif melalui teknik sumbangsaran. Teknik ini sesuai untuk mendapatkan pandangan dan pendapat yang bernas tanpa mengkritik idea-idea daripada rakan sebaya semasa perbincangan. Teknik sumbangsaran juga dapat membina semangat berpasukan yang kuat di kalangan murid. Strategi kreatif yang baik dapat dihasilkan melalui kewujudan idea-idea yang banyak disamping persekitaran yang dapat membantu melahirkan keinginan secara semulajadi melalui aktiviti berkumpulan dan latihan yang disediakan oleh guru. Contohnya ialah berpandukan video sekumpulan semut yang saya perolehi melalui sumber internet, ingin menyeberangi sungai dari dua bukit yang tinggi tetapi menghadapi masalah apabila dahan pokok yang hendak digunakan untuk menyeberang jalan tersebut telah patah. Oleh itu, ketua kumpulan semut ini berbincang secara sumbangsaran untuk menyelesaikan masalah mereka itu. Kesimpulan yang boleh diambil daripada petikan video ini ialah guru dan murid boleh menggunakan kaedah sumbangsaran dan bekerjasama dalam mencari idea mengunakan pengetahuan dan pengalaman sedia ada untuk menyelesaikan masalah,

PEMIKIRAN REFLEKTIF
Pemikiran reflektif adalah satu cara pemikiran untuk menyelesaikan sesuatu masalah secara peringkat, kritis, kreatif, imbas kembali pengalaman yang berkaitan dan penilaian terhadap kemungkinan penyelesaian atau refleksi. Menurut pendapat  Birchall (1992), pemikiran reflektif memerlukan penggunaan pengalaman sedia ada untuk menimbangkan kemungkinan tindakan alternatif yang boleh digunakan untuk mencapai objektif penyelesaian masalah serta menetapkan keputusan bagi tindakan yang seterusnya. Sementara itu, Wilson J & Wing Jan L (1993) pula, menyatakan pemikiran reflektif berhubung rapat dengan aspek-aspek pemikiran yang lain iaitu pemikiran kritis dan kreatif yang digunakan sebagai pendekatan penyelesaian masalah.

Komponen dan proses pemikiran reflektif yang boleh digunakan dalam menyelesaikan sesuatu masalah ialah melalui beberapa peringkat. Antaranya ialah peringkat membaca dan mentafsir maklumat dengan cara memahami masalah melalui pemikiran kognitif. Seterusnya ialah proses menentu dan menyusun maklumat dengan cara memproses dan menganalisis data dengan pemikiran secara kritis. Kemudiannya ialah mencari hubungan masalah dengan cara mengingat kembali perhubungan pengalaman-pengalaman yang sedia ada dengan penyelesaian masalah melalui cadangan hipotesis. Semasa membuat cadangan hipotesis, pemikiran kritis dan kreatif digunakan untuk mencari idea yang baru berpandukan pemikiran sedia ada dan mencari pelbagai kemungkinan penyelesaian bagi masalah tersebut.  Kemungkinan-kemungkinan ini hendaklah dinilai menggunakan pemikiran refleksi untuk membuat keputusan atau menetapkan sesuatu tindakan.

Cara-cara yang boleh digunakan untuk meningkatkan pemikiran reflektif ialah memperkenalkan masalah secara terbuka. Guru boleh mengemukakan sesuatu topik pengajaran di dalam bilik darjah untuk dikenalpasti punca sesuatu masalah. Contohnya, isu berkenaan masalah jerebu, murid-murid boleh membuat aktiviti sumbangsaran bagi membincangkan masalah ini. Peranan guru ialah membimbing murid untuk berfikir secara kritis, menganalisis dan mantafsir data berkaitan  punca masalah jerebu dan cara-cara untuk mengatasi masalah ini. Murid-murid  boleh mengunakan pengalaman mereka dalam membentuk hipotesis serta menghasilkan pelbagai kemungkinan penyelesaian yang wajar dalam mengatasi masalah ini. Guru juga boleh mengunakan teknik penyoalan untuk meningkatkan daya pemikiran reflektif murid berhubung sesuatu isu atau topik yang dibincangkan.

Selain itu, terdapat lima strategi yang telah dibuat oleh Beyer (1987) untuk meningkatkan pemikiran reflektif. Antaranya ialah penggunaan log pembelajaran individu untuk merekod maklum balas pembelajaran murid dalam bilik darjah, log “double entry” untuk merekod fakta pelajaran yang mengandungi soalan-soalan murid dan refleksinya, serta log pembelajaran dialog yang digunakan untuk membuat catatan refleksi di antara dua orang atau lebih. Log ini berkaitan maklum balas pembelajaran antara guru dan murid.

Seterusnya ialah pemetaan konsep yang melibatkan penggunaan peta minda dan pengurusan grafik. Murid-murid boleh menggunakan kaedah ini untuk membuat catatan tentang sesuatu topik pembelajaran bagi memudahkannya untuk mengimbas kembali topik pembelajaran lepas. Malah kaedah seperti peta minda ini juga dapat membantu murid untuk mengingat sesuatu fakta dan menarik minat murid melalui kreativiti yang dihasilkan. Selain itu, pembelajaran rundingan juga dapat meningkatkan pemikiran reflektif murid. Ianya melibatkan aktiviti pembelajaran yang memerlukan penggunaan refleksi kendiri dan pemikiran refleksi dalam proses perbincangan, penilaian dan membuat keputusan.  Disamping itu, jurnal reflektif juga dapat meningkatkan pemikiran murid melalui catatan tentang sesuatu peristiwa dan masalah yang dihadapi. Guru boleh membuat refleksi, menilai serta menggunakan jurnal ini untuk mengambil tindakan susulan bagi mengatasi sesuatu masalah pengajaran dan pembelajaran.

Kesimpulannya, pemikiran reflektif ini boleh dilihat melalui video yang diambil dari internet berkaitan bentuk asas reka bentuk. Berdasarkan video ini, murid ini mengunakan konsep nyanyian boria bagi memudahkannya untuk mengingat jenis dan ciri-ciri bentuk asas reka bentuk. Ini menunjukkan bahawa murid mengunakan pengetahuan dan pengalaman sedia ada untuk mengaplikasi bentuk pembelajaran yang dapat membantu dan memudahkannya lebih faham tentang bentuk dua dan tiga dimensi dalam kemahiran hidup.
PENUTUP
Secara keseluruhanya, saya dapati bahawa jenis-jenis pemikiran yang saya bincangkan ini saling berkaitan cuma kaedah dan cara pengunaannya untuk menyelesaikan masalah adalah berbeza. Dalam pengajaran dan pembelajaran, guru harus bijak dalam mengunakan cara pemikiran untuk menghasilkan pengajaran yang berkesan. Guru-guru harus berfikir secara kritis dan kreatif bagi mengembangkan bakat murid secara holistik ke tahap yang maksima merangkumi semua aspek dan membina potensi individu. Selain itu, persekitaran yang selesa dan kondusif juga akan membantu murid untuk menjana idea kritis, dan kreatif. Malah penggunaan pemikiran dan amalan refleksi dalam pengajaran dan pembelajaran dapat mempertingkatkan kemahiran seseorang guru  dalam menangani permasalahan murid dan penyelesaian sesuatu masalah dalam bidang pendidikan.

propaganda-amorfati.blogspot.co.id/2012/02/berfikir-lateral.html#!